Sabtu, 02 Mei 2009

NUMPANG APINYA

Bagi perokok adalah siksaan jika kita mau merokok tapi tidak ada korek api. Kadang pinjam korek adalah bahasa universal untuk berkomunikasi dengan orang yang belum kita kenal. Pada umumnya orang yang punya korek akan meminjamkan koreknya dan yang punya rokok akan menawari rokok, itu adalah ritual dari suatu komunikasi.
Ritual meminta dan memberi itu adalah awal dari suatu hubungan yang kadang bisa berlanjut dengan lebih serius. Tapi kalau soal numpang api ini tidak berlaku pada cerita ini......

Jam 12 malam di kebun Boccoe B. Malam itu memang gelap tanpa bintang dan bulan, meskipun begitu tidak seram karena pabrik lagi giling. Lokasi kira-kira hanya 1 km dari pabrik, suara sayup-sayup pabrik masih terdengar. Si Amir yang buta huruf dan tidak lancar berbahasa Indonesia lagi kerja sendirian dengan Traktor Case 7230 yang AC nya dingin. Saya coba kesana. Ternyata dari hasil kerja lumayan, saya coba gantikan dia agar bisa istirahat dan memastikan berapa luas hasil kerjanya. Begitu masuk di traktor dengan seyum khasnya dia tanya ”ada apinya pak ?. Saya gelengkan kepala. Tetapi saya tunjuk api ditengah lahan yang sudah dibajak ”itu khan ada api”. Dia bilang tidak berani kesana dan menerangkan dengan bahasa bugis. Begitu kelihatan saya tidak mengerti dia jalankan traktor mendekati api itu.

Ternyata api yang kelihatan besar dari jauh begitu didekati tambah mengecil, kalau dijauhi apinya kelihatan tambah besar, begitu terjadi terus menerus. Saya lupa apa namanya, tetapi api ini memang sering terlihat di kebun itu. Belum selesai heranku, muncul pocong dekil (kafannya sudah dekil) diujung sorot lampu traktor . Arahnya dari bawah pohon yang ada kuburannya, menuju api yang ditengah lahan. Si Amir senyum saja, dalam hatiku mungkin pocongnya minta api ya....

untung tidak mampir minta rokok ke saya dulu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar