Jumat, 05 Juni 2009

PERCASI (Persatuan Catur Indonesia)

Kemarin waktu Ki Sodo Lanang berkunjung di kota saya, kita ketemuan di tempat anggota PERCASI kumpul. Warung kopi ditengah kota yang mulai pagi sampai malam selalu dipenuhi orang main catur. Saya tidak begitu hobi main catur, tetapi memang sering tertarik melihat orang main catur. Mungkin semua begitu ya, karena catur itu membuat otak kita bekerja, melatih kesabaran dan bisa mengisi waktu luang. Memang kalau di tempat terpencil catur adalah salah satu kegiatan yang utama, semua menjadi tertarik kalau melihat permainan catur seperti .......

Camp lama diseberang sungai memang lumayan luas, ada 15 kamar tidur, satu ruang kantor, dapur dan ruang makan. Ada genset listrik yang bisa menerangi kita waktu malam, kalau mau beraktivitas yang berhubungan dengan air tinggal jalan 20 meter. Camp itu dibangun ditempat yang banyak pohon besarnya, jadi kalau ada hal-hal aneh penghuni camp sangat terbiasa. Setiap waktu luang penghuni camp lebih banyak main gaple dan catur, karena kalau mau keluar jauh dari jalan besar, apalagi kalau sungai banjir hanya buldozer yang bisa menyeberang.

Saya tidak begitu suka main catur, tetapi karena hampir tiap malam teman-teman yang lain main catur saya jadi ikutan nimbrung, kadang mereka saling ejek sampai taruhan kalau lagi bertanding. Suasana begini yang sebetulnya menarik perhatian saya bukan main caturnya.

Suatu malam saya sendirian di camp itu, yang lain lagi ke undangan perkawinan. Kalau di pelosok resepsi perkawinan menyuguhkan music dangdut. Seluruh kampung nonton, maklum hiburan disana sangat terbatas dan bisa jadi alasan para gadis dan jejaka kecan.

Karena nggak bisa tidur dengan iseng kupasang bidak catur dengan rapi, kemudian sambil masak mie instant kupindah bidak putih (seperti kita mulai main catur), setelah itu kutinggal di dapur. Begitu kembali sambil bawa mie terlihat bidak hitam juga ada yang berpindah. Sambil makan mie kupindahkan bidak putih lagi. dua suap mie yang hitam tiba-tiba sudah ada yang berpindah lagi. Begitu seterusnya sampai kira-kira langkah ke 10. Karena posisi kelihatannya dia lebih unggul saya jadi mikir. Biasanya untuk tambah seru teman-teman pasang taruhan, mulai rokok, traktir makanan sampai uang, bahkan apapun yang diminta pemenang.

Saya jadi ingin bertanya, pakai taruhan nggak, kalau dia menang terus minta aneh-aneh khan repot ya. Akhirnya kuputuskan berhenti main catur dan pergi tidur. Waktu lewat tengah malam saya kaget ketika dibangunkan (saya kira bukan orang yang bangunkan). Ternyata seorang teman bawakan makanan dari resepsi perkawinan.

Sekarang kalau ada pertandingan catur teringat teman main catur saya ...... gimana kalau sekali-kali dipanggil ya (wah lupa kenalan waktu itu)

SIAPA MAU TARUHAN DIA MENANG


Senin, 01 Juni 2009

PUNYA POCONG KOK TAKUT

Banyak orang berpendapat kita tidak boleh takut hantu atau setan. Seorang penakut sangat ingin menjadi berani. Jika hantu tidak lagi menakutkan mungkin banyak artis yang kurang penghasilannya. Sensasi takut bisa dijadikan komoditi (kayak blog kuntilanakorganik he...he.). Tapi jika tidak takut banyak juga ruginya seperti kisah ini....

Latihan Bela Negara, melatih kita agar disiplin, kuat dan patuh seperti tentara. Tidur, makan, mandi, buang air diatur. Tidur dibarak pasukan seperti bangsal kelas teri dirumah sakit umum. Karena datang terakhir dapat tempat tidur paling ujung, sebelah masih banyak tempat tidur kosong. Waktu itu tidak musim latihan, jadi dari lima barak hanya terisi satu barak, itupun setengah yang terisi. Tiap malam kita bergantian jaga/piket. satu orang piket 1 jam. Setiap malam ada satu pelatih yang ikut piket. Tapi pelatihnya pindah tidur saja, datang jam 9 langsung ngorok di ranjang sampingku. Tetapi entah kenapa setelah 5 hari para pelatih pindah tidur di dekat pintu keluar meskipun di atas kursi/meja.

Pada hari ke tujuh ketika gobrol santai dengan seorang pelatih, Dia tanya apakah bisa tidur enak. Ternyata beberapa pelatih kalau tidur di ranjang sampingku selalu didatangi seorang cewek. Kelihatanya dengan cerita itu mengharap saya ikut takut. Padahal saya baik-baik saja, mungkin sudah biasa kalau ketiduran di hutan ketika bangun lihat begituan . Hasilnya saya suka disuruh-suruh kalau ada yang hubungannya dengan takut (ngambil barang di tempat sepi, jaga di tengah malam, jurit malam disuruh berangkat paling belakang).

Jurit malam, disuruh jalan kaki malam hari lewat hutan dan kuburan. sebelum berangkat diberi banyak pesan agar hati-hati kalau lewat di beberapa tempat (keramat). kenyataannya kalau lewat ditempat-tempat itu terlihat banyak pelatih disana (meskipun sembunyi disemak), tapi di tempat tertentu yang membuat perasaan tidak enak malah tidak ada pelatih. Ketika sampai di kuburan terlihat jalur jalan dengan tali rafia, pesan sebelumnya disuruh mengikuti tali rafia itu. Kuperhatikan dulu tali rafia itu menuju kemana supaya kalau tersesat bisa balik. lucunya jalurnya hanya mutar-mutar di kompleks kuburan itu. Di atas pohon besar kelihatan guling berbentuk pocong bergerak-gerak, tapi kayaknya gerakannya nanggung. Kuhampiri pohon besar itu. karena di depan banyak patok kuburan saya lewat memutar. sampai dekat pohon kelihatan seorang pelatih yang sibuk tarik-tarik tali pocong yang tersangkut, karena kelihatan sibuk saya dekati perlahan-lahan. Karena pelatih itu jongkok saya ikut jongkok juga supaya sopan ”Tersangkut ya pak”. Dengan kagetnya pelatih tersebut lompat, mukanya pucat pasi. Saya langsung berdiri, setelah lihat saya dia kelihatan lega. Hasilnya saya disuruh push up.

SIAP ! (dalam hati ”SIAP TENTARA TAKUT HANTU” )

PUNYA POCONG KOK TAKUT